tag:blogger.com,1999:blog-10725156681524143072024-03-20T22:23:40.193-07:00Makanan Khusus Anak AutisMakanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-1072515668152414307.post-24526896949428580752010-12-30T00:56:00.001-08:002010-12-30T00:58:03.005-08:00Menyelaraskan pola Makan Terhadap Anak Autis<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: #339966; font-family: "Tempus Sans ITC";">Anak dengan kebutuhan khusus seperti autisme cenderung memiliki alergi terhadap makanan. Perhatian orangtua terhadap pola makan sangat diperlukan. Pasalnya, asupan makanan akan mempengaruhi tingkah laku anak.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="color: #339966; font-family: "Tempus Sans ITC";">Konsultan Anak berkebutuhan Khusus dari yayasan Medical Exercise Theraphy, Tri Gunadi mengatakan, hal pertama yang dilakukan orang tua sebelum menerapkan pola makan terhadap anak autis adalah mengetahui tipe dari perilaku anak, apakah termasuk ke dalam tipe Seeking Defensiveness (mencari) atau Bahavior Defensiveness (menghindar).<a name='more'></a><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: #339966; font-family: "Tempus Sans ITC";">Pada tipe mencari, anak cenderung memiliki nafsu makan yang besar dan senang mengunyah. Anak pada tipe ini memiliki kemungkinan terkena obesitas atau kelebihan barat badan. Berbeda dengan tipe mencari, tipe anak menghindar memiliki nafsu makan yang kecil bahkan cenderung menghindar dari makanan yang masuk melalui mulut.Selain itu, anak tipe ini tidak senang mengunyah. Artinya, anak langsung menelan makanan tanpa mengunyah terlebih dahulu.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: #339966; font-family: "Tempus Sans ITC";">Lebih jauh dia menjelaskan, bila sudah diketahui tipe si anak, langkah lanjutan yang diperlukan adalah memberikan pola makan yang tepat. Pada anak bertipe mencari, anak harus diberikan makanan bertekstur dan berpola. Maksudnya berpola, anak bertipe pencari dikenalkan dahulu makanan yang memerlukan proses mengunyah lebih lama baru diperkenalkan pada makanan bertekstur lembut. Dengan harapan, anak akan mudah kenyang hingga menghindarkan diri dari obesitas.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: #339966; font-family: "Tempus Sans ITC";">Pada anak bertipe menghindar dilakukan dengan pola terbalik. Anak harus diberikan makanan bertekstur halus terlebih dahulu sebelum diberikan makanan bertekstur kasar. Pasalnya, anak pada tipe menghindar begitu sensitif terhadap makanan. Bila tidak ditangani dengan baik berpotensi besar mengalami gizi buruk.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><span style="color: #339966; font-family: "Tempus Sans ITC";">Dia juga menggarisbawahi, anak dengan gangguan autis umumnya pada saat makan dipengaruhi dua hal yakni benda dan logo. Pada anak-anak autis begitu tertarik dengan apa yang dilihatnya. Misalnya, ketika anak melihat mie sebagai hal menarik maka dia akan mengkonsumsi mie terus menerus atau mungkin ketika dia melihat menu mie pada iklan yang dia lihat ditelevisi juga akan memberikan dampak yang sama.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div>Makanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1072515668152414307.post-19650940854660544052010-12-30T00:55:00.001-08:002010-12-30T01:01:56.776-08:00Hubungan Autisme Dengan Alergi<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #ff6600; font-family: "Comic Sans MS";">Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Autism hingga saat ini masih belum jelas penyebabnya. Dari berbagai penelitian klinis hingga saat ini masih belum terungkap dengan pasti penyebab autisme. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa Autisme adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh muktifaktorial dengan banyak ditemukan kelainan pada tubuh penderita.<a name='more'></a> Beberapa ahli menyebutkan autisme disebabkan karena terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Terdapat juga pendapat seorang ahli bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autisme.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: #ff6600; font-family: "Comic Sans MS";">Tetapi beberapa penelitian menunjukkan keluhan autism dipengaruhi dan diperberat oleh banyak hal, salah satunya karena manifestasi alergi. Renzoni A dkk tahun 1995 melaporkan autism berkaitan erat dengan alergi. Menage P tahun 1992 mengemukakan bahwa didapatkan kaitan IgE dengan penderita Autism.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: #ff6600; font-family: "Comic Sans MS";">Obanion dkk 1987 melaporkan setelah melakukan eliminasi makanan beberapa gfejala autisme tampak membaik secara bermakna. Hal ini dapat juga dibuktikan dalam beberapa penelitian yang menunjukkan adanya perbaikan gejala pada anak autism yang menderita alergi, setelah dilakukan penanganan elimnasi diet alergi. Beberapa laporan lain mengatakan bahwa gejala autism semakin buruk bila manifestasi alergi itu timbul.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Makanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1072515668152414307.post-26939609299665497912010-12-30T00:53:00.001-08:002010-12-30T01:03:01.443-08:00Menyelaraskan Pola Makan & Tipe Perilaku Anak Autis<div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">JAKARTA–Anak dengan kebutuhan khusus seperti autisme cenderung memiliki alergi terhadap makanan. Perhatian orangtua terhadap pola makan sangat diperlukan. Pasalnya, asupan makanan akan mempengaruhi tingkah laku anak.</span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;"><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">Konsultan Anak berkebutuhan Khusus dari yayasan Medical Exercise Theraphy, Tri Gunadi mengatakan, hal pertama yang dilakukan orang tua sebelum menerapkan pola makan terhadap anak autis adalah mengetahui tipe dari perilaku anak, apakah termasuk ke dalam tipe Seeking Defensiveness (mencari) atau Bahavior Defensiveness (menghindar).<a name='more'></a><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">Pada tipe mencari, anak cenderung memiliki nafsu makan yang besar dan senang mengunyah. Anak pada tipe ini memiliki kemungkinan terkena obesitas atau kelebihan barat badan. Berbeda dengan tipe mencari, tipe anak menghindar memiliki nafsu makan yang kecil bahkan cenderung menghindar dari makanan yang masuk melalui mulut.Selain itu, anak tipe ini tidak senang mengunyah. Artinya, anak langsung menelan makanan tanpa mengunyah terlebih dahulu.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">“Hal ini penting untuk diketahui, karena berkaitan dengan terapi yang akan dijalankan si anak,” tuturnya disela perkenalan acara London School Care Autisme yang digagas STIKOM LSPR yang berlangsung di Jakarta, Kamis (12/11).<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">Lebih jauh dia menjelaskan, bila sudah diketahui tipe si anak, langkah lanjutan yang diperlukan adalah memberikan pola makan yang tepat. Pada anak bertipe mencari, anak harus diberikan makanan bertekstur dan berpola. Maksudnya berpola, anak bertipe pencari dikenalkan dahulu makanan yang memerlukan proses mengunyah lebih lama baru diperkenalkan pada makanan bertekstur lembut. Dengan harapan, anak akan mudah kenyang hingga menghindarkan diri dari obesitas.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">Pada anak bertipe menghindar dilakukan dengan pola terbalik. Anak harus diberikan makanan bertekstur halus terlebih dahulu sebelum diberikan makanan bertekstur kasar. Pasalnya, anak pada tipe menghindar begitu sensitif terhadap makanan. Bila tidak ditangani dengan baik berpotensi besar mengalami gizi buruk.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">“Perlu disadari, seberapapun orang tua memiliki kemampuan finansial yang baik, pemenuhan kebutuhan gizi pada anak autis belum tentu sempurna,” tegasnya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #993366;">Dia juga menggarisbawahi, anak dengan gangguan autis umumnya pada saat makan dipengaruhi dua hal yakni benda dan logo. Pada anak-anak autis begitu tertarik dengan apa yang dilihatnya. Misalnya, ketika anak melihat mie sebagai hal menarik maka dia akan mengkonsumsi mie terus menerus atau mungkin ketika dia melihat menu mie pada iklan yang dia lihat ditelevisi juga akan memberikan dampak yang sama. “Sebab itu, kecerdasan orang tua dalam memasukan konsep makanan akan berpengaruh terhadap pola makan si anak,” tegasnya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i>Jumat, 13 November 2009, 11:39 WIB</i></b><i><o:p _moz-userdefined=""></o:p></i></div>Makanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1072515668152414307.post-59511321131906094152010-12-19T17:55:00.000-08:002010-12-30T01:05:25.267-08:00Terapi Diet pada Gangguan Autisme<div class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b> Sampai saat ini belum ada obat atau diet khusus yang dapat memperbaiki struktur otak atau jaringan syaraf yang kelihatannya mendasari gangguan autisme. Seperti diketahui gejala yang timbul pada anak dengan gangguan autisme sangat bervariasi, oleh karena itu terapinya sangat individual tergantung keadaan dan gejala yang timbul, tidak bisa diseragamkan. Namun akan sulit sekali membuat pedoman diet yang sifatnya sangat individual. Perlu diperhatikan bahwa anak dengan gangguan autisme umumnya sangat alergi terhadap beberapa makanan. Pengalaman dan perhatian orangtua dalam mengatur makanan dan mengamati gejala yang timbul akibat makanan tertentu sangat bermanfaat dalam terapi selanjutnya. Terapi diet disesuaikan dengan gejala utama yang timbul pada anak. Berikut beberapa contoh diet anak autisme.</b></div><div class="MsoNormal" style="color: #660000;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: orange;"><b><span style="font-family: Arial;">Diet tanpa gluten dan tanpa kasein</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #660000;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #660000;"><div style="color: #660000;"><b> Berbagai diet sering direkomendasikan untuk anak dengan gangguan autisme. Pada umumnya, orangtua mulai dengan diet tanpa gluten dan kasein, yang berarti menghindari makanan dan minuman yang mengandung gluten dan kasein.</b></div><br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b>Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga “rumput” seperti gandung/terigu, havermuth/oat, dan barley. Gluten memberi kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu dan tepung bahan sejenis, sedangkan kasein adalah protein susu. Pada orang sehat, mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan menyebabkan masalah yang serius/memicu timbulnya gejala. Pada umumnya, diet ini tidak sulit dilaksanakan karena makanan pokok orang Indonesia adalah nasi yang tidak mengandung gluten. Beberapa contoh resep masakan yang terdapat pada situs Autis.info ini diutamakan pada menu diet tanpa gluten dan tanpa kasein. Bila anak ternyata ada gangguan lain, maka tinggal menyesuaikan resep masakan tersebut dengan mengganti bahan makanan yang dianjurkan. Perbaikan/penurunan gejala autisme dengan diet khusus biasanya dapat dilihat dalam waktu antara 1-3 minggu. Apabila setelah beberapa bulan menjalankan diet tersebut tidak ada kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok dan anak dapat diberi makanan seperti sebelumnya.</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b>Makanan yang dihindari adalah :</b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-I7DcUIik0kd713yiupt60Ckg_bzM7381LOJaEezCf7mRTSjN6OGQkoNOPcIfSB96tgf-NWbmd9Phm7tmV-6il3VKK9OeDYPF2N-QCgsjlP7xTeK-IrNRKjJvgKVqGJG3z3T1XUSwNO8/s1600/makanan-no.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-I7DcUIik0kd713yiupt60Ckg_bzM7381LOJaEezCf7mRTSjN6OGQkoNOPcIfSB96tgf-NWbmd9Phm7tmV-6il3VKK9OeDYPF2N-QCgsjlP7xTeK-IrNRKjJvgKVqGJG3z3T1XUSwNO8/s400/makanan-no.png" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b> Gambar 01. Makanan yang dihindari Anak Autis</b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b><br />
</b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><ul style="margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b>Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman yang dibuat dari terigu, havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue, cake, biscuit, kue kering, pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan sebagainya. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b>Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus tomat dan saus lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan tepung terigu sebagai bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b>Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya misalnya, es krim, keju, mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b>Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet, nugget, hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe juga tidak dianjurkan terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur karena pembuatan tempe menggunakan fermentasi ragi. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: #660000;"><b>Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng.</b></li>
<li class="MsoNormal"><span style="color: #333333;"> </span><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b>Makanan yang dianjurkan adalah :</b></span><span style="color: #333333;"></span></li>
</ul><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn-k3Q3AVNiZf8R2ra-BNPtyK5yg0HInsPQuhIt4SX7p13JDBxYbwgVEEpwsBRUCQHatLPf7y4IdUvk0pQIDkWL-NsD0CeXxJH0Q8N4Tvc9gifVLQ0l2DyiHeBVjhMph9EyCXGHaCCtDk/s1600/makanan-ok.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn-k3Q3AVNiZf8R2ra-BNPtyK5yg0HInsPQuhIt4SX7p13JDBxYbwgVEEpwsBRUCQHatLPf7y4IdUvk0pQIDkWL-NsD0CeXxJH0Q8N4Tvc9gifVLQ0l2DyiHeBVjhMph9EyCXGHaCCtDk/s400/makanan-ok.png" width="400" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b> </b></span><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b>Gambar 01. Makanan yang di anjurkan untuk Anak Autis</b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><b></b></span></div><div style="text-align: center;"></div>Makanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1072515668152414307.post-37601963366874807802010-12-19T17:46:00.000-08:002010-12-30T01:11:18.536-08:00Diet anti-yeast/ragi/jamur<span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial;"><b><span style="color: #333333;"></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta;"><b>Diet ini diberikan kepada anak dengan gangguan infeksi jamur/yeast. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pertumbuhan jamur erat kaitannya dengan gula, maka makanan yang diberikan tanpa menggunakan gula, yeast, dan jamur.</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;">Makanan yang perlu dihindari adalah :</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><ul style="margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Roti, pastry, biscuit, kue-kue dan makanan sejenis roti, yang menggunakan gula dan yeast. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Semua jenis keju. </b></li>
<li class="MsoNormal"><span style="color: #333333;"><b><span style="color: magenta;">Daging, ikan atau ayam olahan seperti daging asap, sosis, hotdog, kornet, dan lain-lain.</span></b><a name='more'></a> </span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Macam-macam saus (saus tomat, saus cabai), bumbu/rempah, mustard, monosodium glutamate, macam-macam kecap, macam-macam acar (timun, bawang, zaitun) atau makanan yang menggunakan cuka, mayonnaise, atau salad dressing. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Semua jenis jamur segar maupun kering misalnya jamur kuping, jamur merang, dan lain-lain. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Buah yang dikeringkan misalnya kismis, aprokot, kurma, pisang, prune, dan lain-lain. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Fruit juice/sari buah yang diawetkan, minuman beralkohol, dan semua minuman yang manis. </b></li>
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Sisa makanan juga tidak boleh diberikan karena jamur dapat tumbuh dengan cepat pada sisa makanan tersebut, kecuali disimpan dalam lemari es.</b></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Makanan tersebut dianjurkan untuk dihindari 1-2 minggu. Setelah itu, untuk mencobanya biasanya diberikan satu per satu. Bila tidak menimbulkan gejala, berarti dapat dikonsumsi.</b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="color: #ff6600; font-family: Arial;">Makanan yang dianjurkan adalah :</span></b></div><div class="MsoNormal"><span style="color: #333333;"></span><br />
<span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><br />
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Makanan sumber karbohidrat: beras, tepung beras, kentang, ubi, singkong, jagung, dan tales. Roti atau biscuit dapat diberikan bila dibuat dari tepaung yang bukan tepung terigu.</b></li><br />
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Makanan sumber protein seperti daging, ikan, ayam, udang dan hasil laut lain yang segar.</b></li><br />
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan (almod, mete, kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, dan lainnya). Namun, kacang tanah tidak dianjurkan karena sering berjamur. </b></li><br />
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Semua sayuran segar terutama yang rendah karbohidrat seperti brokoli, kol, kembang kol, bit, wortel, timun, labu siam, bayam, terong, sawi, tomat, buncis, kacang panjang, kangkung, tomat, dan lain-lain. </b></li><br />
<li class="MsoNormal" style="color: magenta;"><b>Buah-buahan segar dalam jumlah terbatas</b></li><br />
<b><br style="color: magenta;" /></b> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span></div></span>Makanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1072515668152414307.post-58657213633408608402010-12-19T17:44:00.000-08:002010-12-30T01:00:34.306-08:00Diet untuk alergi dan inteloransi makanan<span style="color: #ff6600; font-family: Arial;"><br />
<div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: Arial;"><span style="color: #333333;"></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #8e7cc3;"><b> Anak autis umumnya menderita alergi berat. Makanan yang sering menimbulkan alergi adalah ikan, udang, telur, susu, cokelat, gandum/terigu, dan bias lebih banyak lagi. Cara mengatur makanan untuk anak alergi dan intoleransi makanan, pertama-tama perlu diperhatikan sumber penyebabnya. Makanan yang diduga menyebabkan gejala alergi/intoleransi harus dihindarkan. Misalnya, jika anak alergi terhadap telur, maka semua makanan yang menggunakan telur harus dihindarkan. Makanan tersebut tidak harus dipantang seumur hidup. Dengan bertambahnya umur anak, makanan tersebut dapat diperkenalkan satu per satu, sedikit demi sedikit.<a name='more'></a></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #8e7cc3;"><b><span style="font-family: Arial;"><br />
<span style="color: orange;"> Cara mengatur makanan secara umum</span></span></b></div><ol style="color: #8e7cc3; margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal"><b>Berikan makanan seimbang untuk menjamin agar tubuh memperoleh semua zat gizi yang dibutuhkan untuk keperluan pertumbuhan, perbaikan sel-sel yang rusak dan kegiatan sehari-hari. </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Gula sebaiknya dihindari, khususnya bagi yang hiperaktif dan ada infeksi jamur. Fruktosa dapat digunakan sebagai pengganti gula karena penyerapan fruktosa lebih lambat disbanding gula/sukrosa. </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Minyak untuk memasak sebaiknya menggunakan minyak sayur, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kedelai, atau minyak olive. Bila perlu menambah konsumsi lemak, makanan dapat digoreng. </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Cukup mengonsumsi serat, khususnya serat yang berasal dari sayuran dan buah-buahan segar. Konsumsi sayur dan buah 3-5 porsi per hari. </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Pilih makanan yang tidak menggunakan food additive (zat penambah rasa, zat pewarna, zat pengawet). </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Bila keseimbangan zat gizi tidak dapat dipenuhi, pertimbangkan pemberian suplemen vitamin dan mineral (vitamin B6, vitmin C, seng, dan magnesium). </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Membaca label makanan untuk mengetahui komposisi makanan secara lengkap dan tanggal kadaluwarsanya. </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Berikan makanan yang cukup bervariasi. Bila makanan monoton, maka anak akan bosan. </b></li>
<li class="MsoNormal"><b>Hindari junk food seperti yang saat ini banyak dijual, ganti dengan buah dan sayuran segar.</b></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i>Sumber : Terapi Makanan Anak Dengan Gangguan Autisme<br />
Penulis : Tuti Soenardi, Susirah Soetardjo<br />
Penerbit : PT. Penerbitan Sarana Bobo</i></div></span> <br />
<table align="center" class="pagenav"><tbody>
<tr> <th class="pagenav_prev"></th></tr>
</tbody></table>Makanan Khusus Anak Autishttp://www.blogger.com/profile/16731055855653741032noreply@blogger.com0